Perkembangan Moral pada Anak - Tahapan dan Konsep

Kadar:

{title}

Dalam artikel ini

  • Apa itu Moralitas?
  • Apa itu Perkembangan Moral?
  • Tahapan Perkembangan Moral pada Anak
  • Konsep Freud tentang Perkembangan Moral
  • Konsep Skinner tentang Perkembangan Moral
  • Pandangan Piaget tentang Perkembangan Moral
  • Teori Kohlberg tentang Perkembangan Moral
  • Peran Orangtua dalam Perkembangan Moral Anak

Mengasuh anak-anak untuk tumbuh menjadi individu yang menghormati yang baik dalam diri orang lain dan mengutuk yang salah bisa menjadi apa yang dibutuhkan dunia. Untuk membantu anak-anak Anda membedakan antara yang benar dan yang salah, Anda harus mulai meletakkan fondasi moral yang kuat di tahun-tahun awal mereka. Mempromosikan perkembangan moral anak-anak adalah kunci untuk membesarkan manusia yang berbelas kasih dan sehat secara emosi.

Apa itu Moralitas?

Moralitas adalah kemampuan untuk menarik garis batas antara benar dan salah. Moralitas seseorang adalah yang memandu tindakan, pikiran, sikap, dan perilaku mereka terhadap orang lain. Ini dapat didasarkan pada lingkungan tempat orang tersebut tumbuh, bersama dengan kecerdasan emosi dan keterampilan kognitif orang tersebut.

Apa itu Perkembangan Moral?

Perkembangan moral adalah pemahaman dan evolusi moralitas dalam hak individu dari masa kanak-kanak hingga dewasa, dan seterusnya. Banyak psikolog telah mencoba untuk menganalisis gagasan perkembangan moral pada anak-anak dengan mengamati perubahan dalam pendekatan dan pemahaman mereka tentang moralitas.

Tahapan Perkembangan Moral pada Anak

Ada 5 tahap utama perkembangan moral pada anak-anak.

1. Bayi (0 hingga 2 tahun)

Pada usia ini, bayi tidak memiliki kemampuan bermoral. Gagasan mereka tentang benar dan salah berasal dari apa yang terasa nyaman dan apa yang tidak. Penting untuk dipahami bahwa di dalam rahim, bayi tidak pernah sendirian, tidak pernah lapar dan terus-menerus berhubungan dengan ibu. Jika ini gagal terjadi di dunia luar, bayi menganggap ini sebagai sesuatu yang 'salah'. Diberi makan, dipegang, dan dipeluk adalah apa yang terasa alami tepat untuk bayi.

2. Balita (2 hingga 3 tahun)

Meskipun pada usia ini, anak Anda mungkin belum bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, ia akan mempelajari konsep 'orang lain' dan akan mulai memperhitungkan orang sebelum mengambil tindakan apa pun. Meskipun dia tidak tahu mengapa dia tidak bisa mengambil mainan saudaranya atau mengapa dia tidak bisa memukul orang lain, dia akan belajar untuk tidak melakukannya karena dia mengerti bahwa dia akan dihukum atau ditegur dalam beberapa bentuk. Pada usia ini, anak Anda akan bermain sesuai aturan untuk menghindari penguatan.

{title}

3. Anak-anak prasekolah (3 hingga 7 tahun)

Ini adalah zaman perkembangan moral yang formatif. Inilah saat anak Anda menginternalisasi nilai-nilai yang diajarkan dalam keluarga dan ia bisa melihat di sekitarnya. Dia mencari apropriasi terus-menerus dari orang tuanya dan karena itu akan membutuhkan Anda untuk mengarahkannya dan mengambil alih aturan. Anak Anda juga akan mengerti bahwa bersikap peduli terhadap orang lain adalah penting karena orang dipengaruhi oleh tindakan. Dia akan menggambar hubungan antara tindakan dan reaksi, yang berarti bahwa jika dia bertingkah aneh, dia akan menghadapi beberapa bentuk penguatan. Anak-anak juga cenderung memiliki moralitas berbasis empati yang merasionalisasi bahwa jika mereka menyakiti seseorang, orang itu akan merasa buruk.

4. Pra-remaja (7 hingga 11 tahun)

Ini adalah usia ketika anak-anak mulai memahami bahwa orang dewasa mungkin tidak mengetahui semuanya! Meskipun mereka masih mematuhi otoritas, mereka mampu menilai keadilan aturan dan mengidentifikasi konsep kesetaraan. Pada usia ini, mereka akan memiliki gagasan yang kuat tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang perlu dijauhi. Mereka juga akan percaya bahwa anak-anak memiliki pendapat yang perlu didengar juga.

5. Remaja

Remaja sebagian besar dipengaruhi oleh tekanan teman sebaya. Namun, mereka mengerti bahwa tindakan mereka memiliki konsekuensi dan kadang-kadang dapat berdampak negatif pada orang lain. Rasa moralitas mereka lebih abstrak dan mereka merasa dapat dinegosiasikan sesuai dengan kebutuhan mereka. Karena mereka didorong oleh tekanan teman sebaya, mereka mungkin menggunakan cara yang salah secara moral untuk mengesankan rekan-rekan mereka. Pada usia ini, orang tua menjadi lebih seperti penasihat dan konsultan bagi mereka daripada sosok yang berwibawa.

Konsep Freud tentang Perkembangan Moral

Konsep Freud tentang pengembangan moral didasarkan pada teorinya tentang id, ego, dan superego. Melalui teori-teori ini, ia mengusulkan bahwa ada ketegangan antara kebutuhan individu dan kebutuhan masyarakat pada umumnya.

Id dikaitkan dengan bagian dari pikiran yang mempertahankan diri dan hanya tertarik pada keuntungan diri sendiri. Namun, superego berasal dari pusat moral dan lebih mementingkan apa yang benar bagi masyarakat.

Freud percaya bahwa seorang anak akan mencapai perkembangan moral jika anak tersebut mampu melakukan transisi dari id ke superego dengan tetap memperhatikan kepentingan masyarakat.

{title}

Konsep Skinner tentang Perkembangan Moral

Skinner menekankan gagasan bahwa lingkungan tempat anak tumbuh atau menjadi sasaran moralitas anak. Ini berarti bagaimana perilaku dan sikap orang tua dan pengasuh, dan bagaimana hal itu membentuk kedudukan moral anak.

Pandangan Piaget tentang Perkembangan Moral

Piaget menggambar paralel antara perkembangan intelektual seorang anak dan perkembangan moralnya. Dia juga mengatakan bahwa moralitas seorang anak paling baik dikembangkan melalui interaksi dengan kelompok dan paparan pengambilan keputusan. Pada usia yang sangat muda, perilaku anak dipandu oleh bagaimana ia akan dipengaruhi oleh suatu tindakan. Pada usia ini, peraturan sangat penting dan dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat diubah dan anak-anak hanya peduli dengan hasil suatu tindakan. Ketika anak menjadi dewasa secara intelektual, ia mulai menyadari perlunya memeriksa motif di balik suatu tindakan dan bukan hanya konsekuensinya. Pada usia ini, anak juga mulai menganalisis keadilan dari aturan yang ada dan akan memungkinkan negosiasi untuk memastikan keadilan bagi semua pihak yang terlibat.

Teori Kohlberg tentang Perkembangan Moral

Kohlberg selaras dengan Piaget dengan keyakinan bahwa perkembangan kognitif dan intelektual diperlukan untuk maju melalui tahapan perkembangan moral. Keenam tahapannya (dikelompokkan dalam tiga tingkat) perkembangan moral didasarkan pada respons sekelompok anak terhadap sebuah cerita yang mengajukan pertanyaan dan dilema moral.

Level 1: Moral pra-konvensional

Ini berlaku untuk anak di bawah usia sepuluh tahun. Di sini, anak-anak prihatin dengan menghindari hukuman dan memastikan bahwa kebutuhan mereka terpenuhi. Ini memiliki dua tahap.

Tahap 1: Orientasi Ketaatan dan Hukuman

Anak-anak mematuhi orang tua atau orang dewasa dalam wewenang dengan alasan semata-mata menghindari hukuman.

Tahap 2: Pertukaran, Individualisme, dan Instrumentasi

Anak-anak, pada tahap ini, mulai percaya bahwa konsep kebenaran bisa subyektif dan dilihat dari sudut pandang individu. Mereka juga mendasarkan tindakan mereka pada timbal balik moral dan mungkin cenderung menginternalisasi mata untuk metode penilaian mata. Mereka juga belajar membuat kesepakatan dan kecuali imbalan untuk perilaku positif.

Level 2: Moralitas konvensional

Tahap ini dimulai pada usia sepuluh dan dapat meregang hingga dewasa, dengan orang dewasa tertentu. Itu mungkin tetap sama sepanjang hidup mereka. Anak-anak cenderung pada perilaku yang dapat diterima dan tindakan model peran orang dewasa.

Tahap 3: Kesesuaian interpersonal

Anak-anak melakukan perbuatan baik agar dipandang sebagai orang baik dalam kelompok sosial tertentu.

Tahap 4: Sistem Sosial dan Hukum dan Ketertiban

Aturan diikuti karena menghormati otoritas dan untuk menjaga ketertiban umum di masyarakat.

Level 3: Post moralitas konvensional

Hanya sekitar 10 hingga 15 persen orang dewasa yang mencapai tahap ini di mana moralitas mereka didasarkan pada alasan dan prinsip yang telah mereka pilih sendiri. Kebanyakan orang tidak mencapai tahap ini karena mereka mengambil nilai-nilai moral dari orang-orang di sekitar mereka

Tahap 5: Kontrak sosial dan hak-hak individu

Meskipun aturan dibuat untuk kepentingan mayoritas, mungkin ada pengecualian individu.

Tahap 6: Prinsip dan etika universal

Orang-orang dalam tahap ini dipandu oleh prinsip-prinsip individu mereka yang berlaku secara universal, seperti kesetaraan dan hak asasi manusia. Mereka mematuhi aturan yang mematuhi prinsip-prinsip ini dan menghindari yang lain.

Peran Orangtua dalam Perkembangan Moral Anak

Anda memiliki peran aktif dalam membentuk fondasi moral pada anak Anda dan dapat menggunakannya untuk membantu anak Anda tumbuh menjadi manusia yang penuh perhatian. Berikut adalah beberapa panduan tentang cara mempromosikan perkembangan moral pada anak-anak.

1. Tetapkan Aturan Dan Manfaatkan Peluang Mengajar

Sangat penting bahwa anak Anda memiliki batasan yang jelas antara apa yang dapat dilakukan dan apa yang perlu dihindari. Luangkan waktu untuk menjelaskan kepada anak Anda mengapa perilaku tertentu seperti berbohong atau menyakiti seseorang adalah salah. Gunakan ini sebagai kesempatan untuk mengajarkan pelajaran moral kepada anak Anda.

2. Jadilah Model Peran Yang Baik

Anak-anak sangat mudah dipengaruhi dan meniru orang dewasa kadang-kadang. Inilah sebabnya mengapa penting untuk menunjukkan kebaikan dan kasih sayang dalam cara Anda berurusan dengan orang lain dan anak-anak Anda.

3. Penguatan Positif

Hadiahi perilaku yang benar secara moral dengan penguatan positif sehingga anak Anda tahu bahwa ia dihargai karena melakukan hal yang benar.

{title}

4. Partisipasi Masyarakat

Tugas-tugas seperti menjadi sukarelawan dapat menanamkan rasa kebersamaan yang kuat dan ide untuk memberi kembali pada anak Anda. Bekerja berdampingan dengan anak-anak Anda ketika Anda membersihkan taman atau membantu di rumah senior dapat membantu anak Anda tumbuh menjadi individu yang terampil secara sosial dan emosional.

Perkembangan moral pada anak-anak adalah bagian penting dari proses pertumbuhan mereka dan dapat membantu mengarahkan mereka ke arah yang benar. Adalah penting bahwa Anda mengambil kesempatan untuk membantu anak Anda memahami dan menginternalisasi nilai-nilai positif dan baik sejak kecil.

Artikel Sebelumnya Artikel Berikutnya

Rekomendasi Untuk Ibu‼