Mengapa Balita Meniru Teman sebaya dan Anak-anak yang Lebih Tua

Kadar:

{title}

Sangat penting untuk memahami peran menyalin teman sebaya dan meniru dalam perkembangan anak. Ini adalah bagian penting dari tumbuh dewasa dan harus didorong selama itu meningkatkan dan menambah perkembangan pro-sosial anak.

Penelitian telah menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir mulai meniru ibunya. Ini menjadi lebih jelas ketika anak meniru seseorang yang lebih tua yang tersenyum atau menjulurkan lidah padanya. Imitasi membuka bidang pengembangan dan interaksi yang sama sekali baru. Keahlian motorik halus dapat dipelajari dengan cara meniru seperti menyusun balok dan menggunakan krayon. Sementara itu, permainan pura-pura tetap menjadi salah satu bentuk permainan terbaik dan paling disukai untuk balita dan anak-anak untuk mempelajari keterampilan baru.

Memahami Imitasi Rekan pada Balita

1. Peran imitasi

Meniru dan meniru orang lain memiliki pengaruh yang jelas pada perilaku prososial bayi dan kepercayaan anak-anak muda pada orang lain. Eksperimen sosial yang dilakukan oleh para peneliti juga menunjukkan bahwa meniru pada anak-anak adalah sarana pengaruh sosial yang kuat dalam perkembangan.

2. Proses Peniruan

Perilaku imitasi pada balita terdiri dari komponen kognitif dan sosial. Ini adalah proses yang rumit di mana anak perlu melihat tindakan orang dewasa, menyerapnya, menerjemahkannya menjadi tindakan, dan kemudian melaksanakannya melalui keterampilan motoriknya. Peniruan orang dewasa atau teman sebaya memberikan dasar yang kuat untuk bentuk hubungan interpersonal dan kognisi sosial tingkat lanjut.

3. Dampak Imitasi

Sejak bayi, mimikri dipandang memiliki konsekuensi sosial yang positif. Ini dapat meningkatkan dan mempromosikan orientasi prososial umum terhadap orang lain. Sama seperti orang dewasa, balita juga cenderung mengikuti dan memercayai mereka yang meniru mereka dan dipengaruhi oleh preferensi dan pendapat orang-orang itu.
Seorang anak yang meniru anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa juga belajar keterampilan baru dari mereka. Bermain pura-pura lagi memainkan peran penting di mana anak dapat belajar banyak keterampilan dan kegiatan dengan menyalin rekan-rekannya dan orang dewasa. Tetapi, sisi sebaliknya adalah bahwa ia juga dapat menangkap tindakan buruk yang ditampilkan di televisi dan meniru hal yang sama. Anda dapat mencegah hal ini dengan tetap mengawasi dengan ketat apa yang diizinkan untuk dilihat anak Anda di TV.

4. Tahapan Peniruan

Untuk balita yang menyalin teman sebaya, ada jalur yang pasti dan progresif sesuai usia mereka:

  • Meniru gerakan wajah di antara bayi baru lahir seperti tersenyum, cemberut, membuka mulut dan menunjukkan lidah.
  • Meniru tindakan pada benda-benda di kalangan bayi hingga usia 9-12 bulan seperti memegang sesuatu dan menyentuh hidung.
  • Meniru niat orang lain untuk balita pada kelompok usia 15-18 bulan.
  • Permainan peran imitatif dan perilaku empatik pada balita di atas 2 tahun.
  • Manusia memiliki hak istimewa tidak hanya mempelajari keterampilan motorik baru tetapi juga belajar tentang orang lain melalui peniruan. Perasaan koneksi mendasar antara diri dan orang lain adalah salah satu alasan balita meniru orang lain. Tindakan dan perilaku serupa mungkin membuat mereka merasa bahwa orang lain merasakan hal yang sama seperti mereka dan mereka dapat menggunakan kasus mereka sendiri sebagai kerangka kerja untuk memahami orang lain. Perhatian yang mereka terima saat meniru adalah alasan lain mengapa balita meniru teman sebaya dan anak-anak yang lebih besar.

Artikel Sebelumnya Artikel Berikutnya

Rekomendasi Untuk Ibu‼